Friday 29 March 2019

NHW #9 BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN


Bunda Sebagai Agen Perubahan
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Perempuan khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Dari sisi individu untuk menjadi agen perubahan adalah hak semua orang tidak berbatas gender. Karena semua memiliki potensi dasar yang sama berupa akal, naluri dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, dimana keduanya memiliki porsi prioritas yang sama.

Keberadaan Ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah, demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan imbas positif pada peningkatan kualitas masyarakat.

Maka berkali-kali di Ibu Profesional kita selalu mengatakan betapa pentingnya mendidik seorang perempuan itu. Karena “mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi”

Maka apabila ada 1 ibu membuat perubahan akan terbentuk perubahan 1 generasi yaitu generasi anak-anak kita. Luar biasa kan impactnya.

Darimanakah mulainya?

Kembali lagi, kita harus memulai perubahan di ranah aktivitas yang mungkin menjadi
“MISI SPESIFIK HIDUP KITA"

Kita harus paham JALAN HIDUP kita ada dimana. Setelah itu baru menggunakan berbagai CARA MENUJU SUKSES.

Setelah menemukan jalan hidup, segera lihat lingkaran 1 anda, yaitu keluarga. Perubahan-perubahan apa saja yang bisa kita lakukan untuk membuat keluarga kita menjadi CHANGEMAKER FAMILY.

Mulailah dengan perubahan-perubahan kecil yang selalu konsisten dijalankan. Hal ini untuk melatih keistiqomahan kita terhadap sebuah perubahan.

Karena sejatinya amalan-amalan yang dicintai adalah amalan yang langgeng ( terus menerus) walaupun sedikit.

Kalau di Jepang mereka mengenal pola kaizen ( Kai = perubahan , Zen = baik) Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Setelah terjadi perubahan-perubahan di keluarga kita, mulailah masuk lingkaran 2 yaitu masyarakat /komunitas sekitar kita. Lihatlah sekeliling kita, pasti ada misi spesifik Allah menempatkan kita di RT ini, di Kecamatan ini, di kota ini atau di negara ini. Lihatlah kemampuan anda, mampu di level mana. Maka jalankan perubahan-perubahan tersebut, dari hal kecil yang kita bisa.

START FROM THE EMPHATY

Inilah kuncinya.
Mulailah perubahan di masyarakat dengan membesarkan skala perubahan yang sudah kita lakukan di keluarga.
Sehingga aktivitas kita di masyarakat tidak akan bertabrakan dengan kepentingan keluarga. Bahkan akan saling mendukung dan melengkapi.
Setelah EMPHATY maka tambahkan PASSION , hal ini akan membuat kita menemukan banyak sekali SOLUSI di masayarakat

KELUARGA tetap no 1, ketika bunda aktif di masyarakat dan suami protes , maka itu warning lampu kuning untuk aktivitas kita, berarti ada yang tidak seimbang. Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras, LAMPU MERAH. Artinya anda harus menata ulang tujuan utama kita aktif di masyarkat.

Inilah indikator bunda shalehah, yaitu bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya.

Sehingga sebagai makhluk ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi kebermanfaatan peran kita di dunia ini dengan “Rasa TENTRAM”.

********************************
NHW #9 Bunda Sebagai Agen Perubahan

Bunda, kalau sudah menemukan passion (ketertarikan minat ) ada di ranah mana, mulailah lihat isu sosial di sekitar anda, maka belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat.
Rumus yang kita pakai :

PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE

Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.
Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur.

Sehingga bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri.

Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam.

Mulailah dari yg sederhana, lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.
Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.
Bagaimana caranya? Isilah bagan-bagan di bawah ini:

Selamat menjadi agen perubahan karena
Everyone is a Changemaker (Setiap orang adalah agen perubahan)


Salam Ibu Profesional


/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/


****************************
Jawaban NHW #9

Pada materi demi materi yang aku dapatkan selama mengikuti kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional ada satu hal yang dapat aku tarik untuk dijadikan pelajaran bahwa setiap manusia di muka bumi ini memiliki MISI SPESIFIK HIDUP sesuai dengan peran, minat, bakat, potensi, passion serta ketertarikannya masing-masing. Selanjutnya tinggal bagaimana kita menggunakan semua potensi yang dimiliki demi melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Melalui NHW - NHW sebelumnya pula aku diajak untuk menyelami lebih dalam lagi diriku sendiri, untuk menemukan siapa aku sebenarnya, mengapa Allah menciptakan aku di dunia ini, apa bakat serta potensi yang aku miliki, dan untuk apa serta kemana akan aku gunakan bakat dan potensi tersebut.
Kemudian di NHW #9 ini aku diajak untuk mampu mengembangkan segala potensi yang sudah Allah berikan agar manfaatnya tidak hanya bisa dirasakan diriku sendiri namun juga oleh orang lain (masyarakat).


Misi Spesifik hidupku adalah "Menjadi Ibu Profesional yang dapat memberi manfaat serta pengaruh baik untuk orang-orang sekitar"
Bismillah...Semoga Allah ridho

Sedikit bercerita, aku bisa dibilang tidak memiliki bayangan apalagi persiapan untuk menjadi seorang ibu. Dulu aku berpikir setiap wanita memang sudah kodratnya akan menjadi seorang ibu yang otomatis pasti bisa menjadi ibu tanpa perlu banyak belajar serta persiapan. Tapi nyatanya tidak seperti itu, sungguh diperlukan banyak ilmu serta persiapan untuk bisa menjadi seorang ibu yang baik terlebih menjadi seorang Ibu Profesional.
Sedihnya ternyata di sekitarku masih sangat minim kesadaran betapa pentingnya mempersiapkan diri untuk menjadi orangtua khususnya menjadi ibu. Alhasil banyak ku temui para ibu yang hanya sekedar menggugurkan kewajibannya saja sebagai ibu tanpa menikmati tiap proses dari kegiatan-kegiatan yang dijalaninya setiap hari, belum lagi pola pengasuhan, pendidikan serta perawatan anak yang dilakukan hanya berdasarkan apa kata orangtuanya dulu atau apa yang orangtuanya dulu lakukan tanpa mencari tau lagi sumber ilmunya. Jadi aku berharap mampu memutus mata rantai ini di keluargaku terlebih dahulu lalu terjun ke masyarakat untuk membagikan ilmu serta pengalaman dan wawasan yang aku punya, lalu sama-sama belajar, saling merangkul untuk menuju perubahan menjadi Ibu terbaik bagi anak-anak kita. Aamiin

Sunday 24 March 2019

NHW #8 MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif.
Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.

Be Professional, Rejeki will Follow

Tagline Ibu Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama.
“Rejeki will follow’ bisa dimaknai bahwa rejeki setiap orang itu sudah pasti, yang membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguh-sungguh tidaknya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.

Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan , bukan bersungguh-sungguh karena uang.


Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.


Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir ( sekitar 10-13 th) dan memasuki taraf aqil baligh ( usia 14 th ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi mengalami hal tersebut di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh sebagian manusia yang disebut sebagai (mid-life crisis). 

Maka sekarang, jalankan saja yang anda BISA dan SUKA tanpa pikir panjang, karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita.

Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :
a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar
b. energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek.
c. rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi
d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi.


Ada 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas :
a. Kita harus menjadi (memiliki mental) seperti orang yang kita harapkan (be)
b. Kita harus melakukan hal-hal yang seharusnya kita lakukan (do)
c. kita mempunyai semua yang kita inginkan (have)

Dari aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan :
a. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
b.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)
c. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka mulailah berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang anda pikir memang harus diubah.

Berikutnya mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.Buatlah prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal fokus”.

******************************************************

NHW #8 MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Bunda, setelah di materi NHW#8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :
a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini :
1. Mental seperti apa yang harus anda miliki untuk menjadi seperti yang anda inginkan ? (BE)
2. Apa yang harus anda lakukan untuk menjadi seperti yang anda harapkan ? (DO)
3. Apa yang akan anda lakukan apabila anda sudah memiliki yang anda harapkan? (HAVE)

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)
3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulsi IIP/

****************

Berdasarkan kuadran aktivitas yang aku buat di NHW #7 TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF maka aktivitas yang paling aku SUKA dan BISA saat ini adalah mempelajari hal baru, hal - hal yang berkaitan untuk meningkatkan kualitas diriku sebagai seorang wanita, istri sekaligus ibu yang baik sejalan dengan misi hidup yang pernah ku tulis di NHW #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH yaitu "Menjadi Ibu Profesional yang dapat memberi manfaat serta perngaruh baik untuk orang-orang sekitar"

Be Do Have yang Harus Dimiliki Demi Mewujudkan Misi Hidup dan Produktivitas
  1. BE : Mental yang harus aku miliki untuk mewujudkan Misi Hidup dan Produktivitas adalah mental Ikhlas dan pantang menyerah, melakukan segala sesuatu semata-mata untuk mendapat ridho Allah Subhanahu wa ta'ala, jika mengalami satu kegagalan haruslah segera bangkit dan berusaha lagi dengan cara lainnya, karena aku sadar untuk mampu menjadi seorang Ibu Profesional pasti akan melewati banyak cobaan dan rintangan.
  2. DO : Hal yang harus aku lakukan untuk mewujudkan Misi Hidup dan Produktivitas adalah menempa diri dengan sebaik mungkin, belajar mengenai berbagai ilmu yang berkatian untuk meningkatkan kualitas diriku seperti ilmu parenting, manajemen waktu, manajemen keuangan keluarga, dan yang paling penting adalah ilmu agama agar aku mampu menjadi seorang wanita, istri, sekaligus ibu terbaik bagi suami dan anak-anakku. Juga mampu menjadi seorang hamba Allah yang baik dan taat.
  3. HAVE : Hal yang akan aku lakukan apabila telah memiliki semua ilmu yang aku harapkan adalah menjaga ilmu-ilmu tersebut agar jangan sampai hilang dengan terus berusaha untuk mengamalkan ilmu tersebut serta membagikan segala ilmu yang aku punya ke orang lain. Agar ilmu-ilmu tersebut barokah untuk diriku juga bermanfaat untuk orang lain.
Berdasarkan tiga aspek dimensi waktu yakni Lifetime Purpose, Strategic Plan dan New Year Resolution, maka :
  1. Lifetime Purpose : Aku percaya dan yakin bahwa Allah memiliki alasan mengapa menciptakan aku di muka bumi ini, mengapa mempertemukan ku dengan laki-laki yang sekarang menjadi suamiku. Pasti Allah memiliki maksud dan tujuan tertentu untuk itu. Aku yakin bahwa setiap hal yang terjadi dalam hidup ku ini baik itu hal yang menyenangkan maupun menyedihkan akan selalu ada hikmah yang bisa diambil. Maka, hal yang ingin aku capai dalam kehidupan ini adalah dapat menjalankan dengan sebaik-baiknya amanah Allah atas tubuh dan raga yang telah Dia berikan pada ku, menggerakkan tubuh ini untuk segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat baik yang tentunya diniatkan karena Allah Ta'ala, menjalankan dengan baik peran ku sebagai seorang wanita, istri sekaligus ibu. Terdengar sepele ya, tapi aku tidak mau menyepelekan peran ini, karena aku yakin perubahan besar justru dimulai dari rumah. Dan untuk bisa melakukan perubahan tersebut, aku harus bisa merubah diriku sendiri terlebih dahulu untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
  2. Strategic Plan : Dalam kurun waktu 5 - 10 tahun kedepan, yang ingin aku capai adalah mampu menjadi seorang IBU PROFESIONAL dimata keluarga, lalu dapat membagikan ilmu yang aku miliki ke semua wanita calon ibu maupun seorang ibu di mana saja melalui berbagai media, entah itu blog, instagram atau media sosial lainnya.
  3. New Year Resolution : Dalam kurun waktu 1 tahun kedepan, hal yang ingin aku capai adalah mampu menebar kebermanfaatan bagi keluarga besarku, membagikan ilmu-ilmu yang aku punya karena selama ini keluarga besarku masih berada dalam lingkaran pola pengasuhan serta pendidikan anak berbasis apa kata orangtua dulu. Sehingga terdapat banyak kekeliruan dalam hal tersebut yang perlu diluruskan.


Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH



Friday 15 March 2019

NHW #7: TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF

Rejeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari
Itulah materi yang aku dapatkan di minggu ketujuh kelas Matrikulasi. Materi yang in syaa Allah semakin memahamkan aku akan konsep rejeki yang sesungguhnya serta makna produktif yang sesungguhnya bagi seorang ibu 



Pada NHW kali ini, aku diminta untuk belajar mengkonfirmasi apa yang sudah ditemukan selama ini dengan tools yang dibuat oleh para ahli di bidang pemetaan bakat. Salah satu tools yang bisa dicoba adalah www.temubakat.com karya Abah Rama Royani.

Berikut hasil Strength Typology (Kekuatan Diri) aku berdasarkan tes yang aku ikuti di www.temubakat.com



"ENDAH TRI LESTARI, anda adalah orang yang senang mengkomunikasikan sesuatu yang sederhana menjadi menarik, selain memiliki sifat analitis juga banyak idea, selalu ingin memajukan orang lain dan senang melihat kemajuan orang, analitis dan senang berkomunikasi, keras menghadapi orang akan tetapi tidak menyukai konflik, senang memotivasi dengan berbagai cara ada yang melalui sifat periangnya ada yang melalui sifat empatinya ada juga karena selalu ingin memajukan orang lain, senang mengkhayal tentang apa yang mungkin terjadi jauh kemasa depan."






Melihat hasil temu bakat ini, aku merasa kurang lebih 90%  menggambarkan diriku. Hanya saja aku merasa kalimat terakhir "senang mengkhayal tentang apa yang mungkin terjadi jauh kemasa depan" rasanya kurang tepat bagi ku. Aku bukanlah tipikal orang yang gemar mengkhayal, mungkin akan lebih tepat jika kata mengkhayal diganti dengan merencanakan. Karena kata mengkhayal terkesan seperti akan sulit tercapai sedangkan kata merencanakan terasa lebih realistis dan membuat kita berusaha untuk mencapainya.

Namun, aku perlu mengkonfirmasi ulang hasil tersebut dengan membuat kuadran aktivitas. Berikut kuadran aktivitasku



Alhamdulillah selesai sudah NHW #7 ini. 
Terima kasih IIP telah membuat serta membimbing aku untuk lebih dalam menyelami diriku sendiri lewat materi-materinya juga NHW - NHW yang selama ini sudah aku kerjakan.

Sunday 10 March 2019

NHW#6 BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL

Di minggu keenam kelas Matrikulasi ini, aku mendapatkan materi 
"Ibu Manajer Keluarga Handal"


Materi keenam ini beserta cemilannya lagi lagi amat sangat ngena buat ku. Membuat aku merenung dan bertanya pada diriku sendiri

"Peran apa yang sebenarnya sedang ku jalani? Sudah profesional kah aku dalam mengatur keluarga? dan Apakah aku sudah mampu mencapai level manajer atau masih saja di level staff?"

Setelah mendapatkan materi ini, aku merasa amat sangat harus memulai belajar untuk menurunkan standar.

Ya selama ini aku termasuk seorang ibu yang suka uring-uringan jika terjadi suatu hal yang diluar rencanaku, Sehingga tidak jarang aku merasa stress menjadi seorang ibu.

Jadi ku putuskan mulai saat ini aku harus segera beralih dari Perfect Mother menjadi Happy Mother. bismillah....


Dan langkah pertama yang aku lakukan adalah dengan memulai mengerjakan NHW#6 agar ilmu yang telah aku dapatkan tidak menguap begitu saja hehe.

1. Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting

Setelah melakukan observasi terhadap rutinitasku selama menjadi seorang ibu, maka 3 aktivitas yang aku anggap paling penting adalah sebagai berikut:

  • Beribadah - merupakan aktivitas yang paling penting dan utama bagi seluruh manusia di muka bumi ini bukan hanya bagi seorang ibu. Karena memang manusia Allah ciptakan untuk beribadah kepadaNya, sebagaimana yang tercantum dalam surat Adz Dzariyat (56) "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku". Dan segala hal baik yang kita lakukan bila diniatkan karena Allah Ta'ala juga bisa bernilai ibadah. Jadi ibadah bukan hanya solat, puasa, zakat dan haji saja. Kita bisa beribadah dimana pun kapan pun dan dalam kondisi apa pun.

  • Mengurus Keluarga (suami & anak) - Sebagai seorang ibu tentu saja suami & anak menjadi prioritas utamanya. Yang aku maksud dengan mengurus keluarga adalah menyediakan serta menyiapkan segala keperluan suami & anak seperti makanan sehat nan bergizi, pakaian yang wangi serta rapi, rumah yang bersih nan nyaman serta menjadi partner bermain dan belajar yang mengasyikan

  • Meng-upgrade Kualitas Diri - Sebagai seorang ibu dengan banyak kesibukan entah itu di ranah domestik maupun ranah publik jangan sampai membuat kita lupa meng-upgrade kualitas diri. Untuk bisa mencapai level manajer handal butuh usaha untuk memantaskan diri. Dan yang aku maksud dengan mengupgrade kualitas diri meliputi kegiatan membaca buku bergizi (parenting, agama, biografi orang sukses, bisnis, dllnya), belajar di kelas Matrikulasi IIP, mendatangi kajian atau minimal mendengar kajian di youtube atau akun dakwah di media sosial.

Lalu, 3 aktivitas yang menurutku paling tidak penting, meliputi:
  • Berselancar di Media Sosial - berawal dari keisengan membuka media sosial dengan dalih membunuh rasa penat, eh nyatanya malah jadi keasikan terus scroll media sosial, entah itu melihat status teman-teman, atau membuka highlight berita seleb yang berujung kepo dan tidak terasa waktu sudah banyak terbuang sia-sia hanya untuk berselancar di media sosial yang harusnya bisa digunakan untuk mengerjakan hal-hal yang lebih berfaedah & produktif lainnya.

  • Berselancar di Marketplace - ibu - ibu millenial pasti lah akrab banget sama yang namanya marketplace ya termasuk aku hihihi, nah seringnya nih niat awal cuma mau beli A misalkan, eh malah keterusan liat produk-produk lain karena tergoda dengan tulisan SALE hahahah, apalagi kalo pas event Harbolnas duududuu sulit banget rasanya kalo cuma sekejap buka marketplace yakan. Alhasil banyak pekerjaan yang ketumpuk gegara asyik mantengin diskon di marketplace.

  • Chatting Hal - Hal Tidak Penting di WA Group - semenjak tahun lalu sih sebenernya aku sudah sangat selektif untuk WA Group yang aku ikuti. Aku hanya mengikuti group yang sekiranya bermanfaat buat aku, pokoknya yang berdampak positif aja lah yang aku ikuti. Kalau untuk group - group yang menurutku isinya hanya kebanyakan ghibah nya sudah aku tinggalkan. Tapi, gak jarang aku tuh suka penasaran sama isi chat di group yang keliatannya seru nih, aku baca terus ikutan nimbrung dan akhirnya keterusan deh sampai membuang banyak waktu yang harusnya bisa aku gunakan lebih efektif.
Setelah aku evaluasi, hmm sepertinya waktuku selama ini masih imbang alias fifty fifty antara kegiatan yang penting dan tidak penting. Padahal seharusnya banyak waktuku dihabiskan untuk kegiatan yang penting saja.
That's why, untuk bisa menjadikan 3 aktivitas penting memiliki porsi yang lebih besar di dalam keseharianku, maka aku harus bisa menjadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari, 
Dengan menjadikannya sebagai aktivitas dinamis, maka bisa memperbanyak jam terbang peran hidup diriku. Aku pun harus rajin menengok NHW - NHW sebelumnya nih agar selaras mencapai tujuan.

2. Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time 

"Misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut. Supaya hari itu gak berantakan maka jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda."

Sudah beberapa minggu ini aku mengalami perubahan keseharian, yang tadinya aku dirumah ada Mama yang setiap hari memasak untuk seisi rumah termasuk aku, suamiku dan anakku. Nah sudah hampir 2 minggu ini aku harus memasak kembali untuk suami & anakku, Yang dimana aku harus mengubah lagi jadwal keseharian ku.

Aku memutuskan untuk melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu dan mengepel di pagi hari sebelum Shafiyah bangun. Karena yang sudah - sudah aku kesulitan sekali untuk bisa mengerjakan pekerjaan tersebut jika Shafiyah sudah bangun karena Shafiyah ini sedang ada di fase senang mengeksplore semua ruangan dirumah, belum lagi aku harus stand by mengawasi Shafiyah jikalau dia mau mengeksplore bagian tangga. Ditambah jam tidur Shafiyah yang sudah jauh berkurang. 

Jadilah bismillah aku memutuskan pukul 03.30 - 06.00 sebagai jam pekerjaan domestik. Jadwal ini harus aku patuhi jika aku tidak mau kelimpungan di siang hari. Jadi kalaupun Shafiyah tidur atau kondisinya bisa ditinggal beraktivitas, aku bisa fokus menyicil mengerjakan NHW, upload buku baru di online shop ku, membaca buku bergizi atau menyimak kajian online. Dan aku pun juga bisa lebih santai, dan tidak uring - uringan sehingga emosi ku pun bisa lebih terkontrol saat Shafiyah melakukan hal - hal yang menyebalkan menurutku hehe.


3. Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan

Berikut jadwal harian ku yang aku buat agar keseharian ku lebih teratur, dan sebagai ikhtiar memantaskan diri mencapai level Ibu Manajer Keluarga Handal 

note:
-jadwal berlaku Senin - Jumat, Sabtu & Ahad menyesuaikan
-persiapkan bahan masakan malam hari sebelumnya
-piring kotor dicuci setelah makan
-menyetrika 2x seminggu, jika kondisi tidak sanggup ya gunakan jasa laundry
-mencuci pakaian 3x dalam seminggu


Seperti yang sudah kujelaskan di atas, aku sudah menentukan fixed schedule dari jam 03.30 - 06.00, di luar jam itu (jam 06.00 - 18.00) adalah jadwal dinamis. Selain fokus pada Shafiyah, pada jam 6 pagi hingga jam 6 malam aku gunakan untuk memperbanyak jam terbang alias meningkatkan peran diri. Jam 6 malam hingga 9 malam saatnya menjalankan program bersama anak dan suami. 
Lalu setelah jam 9 malam, saat anak sudah tidur, aku biasanya melakukan pekerjaan rumah yang belum selesai, misalnya menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak esok hari, menyiapkan pakaian kerja suami yang akan dipakai esok hari.

Jadwal yang aku buat ini, akan aku amati selama satu minggu pertama, jika tidak terlaksana dengan baik, maka akan segera kurevisi. Namun jika bisa aku patuhi, aku akan sangat berupaya untuk menjalankannya hingga tiga bulan ke depan agar menjadi kebiasaan baru untuk hidup yang lebih efektif dan profesional.

Jujur aku tidak ingin menjadi super woman yang bisa menjalankan semuanya dalam satu waktu. Aku hanya wanita biasa yang juga bisa penat, butuh me time dan kesempatan untuk aktualisasi diri di luar pekerjaan domestik. Untuk itu aku berusaha untuk melakukan upaya terbaikku dengan lebih disiplin menjalankan jadwal harian ini. 
Bismillah...

Sunday 3 March 2019

LEARNING HOW TO LEARN NHW #5

Setelah malam ini kita mempelajari tentang “Learning How to Learn” maka kali ini kita akan praktek membuat Design Pembelajaran ala kita.
Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan learning how to learn dalam membuat NHW #5.
Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.
Bukan hasil sempurna yg kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yg perlu anda share kan ke teman-teman yg lain.
Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.



Salam Ibu Profesional,




/_Tim Matrikulasi IIP_/

___________________________________________________________




Al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq.”


Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik.




Sebelum mendidik anak pastinya aku harus pastikan diri aku sendiri mumpuni untuk melakukannya. Sebelum aku mengajari anak, harus aku dulu yang belajar. Dan sebelum mulai belajar aku harus tau cara belajar apa yang tepat untuk diriku.


Sebelum dapat mengetahui cara belajar yang tepat, hal yang harus aku lakukan adalah mengenali potensi diriku sendiri (mengenai potensi diri ada di NHW #3), dengan begitu akan lebih mudah untuk menentukan cara belajar seperti apa yang tepat untuk aku terapkan pada diriku sendiri.


Membuat Desain Pembelajaran

Setelah mendapatkan materi "Belajar Cara Belajar" di minggu kelima ini, saatnya sekarang aku mengerjakan NHW yang menurutku paling bikin aku untuk berpikir keras, paling bikin aku ketik hapus ketik hapus ketik lagi hapus lagi fiuuuhh
Nah sebelum memulai membuat desain pembelajaran, aku mencari tau dulu nih apa makna desain pembelajaran. Dan setelah aku membaca beberapa blog serta artikel terkait, maka aku mendapatkan bahwa, desain pembelajaran menurut para ahli adalah :
1.Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan pada diri pembelajar ke arah yang dikehendaki (Reigeluth).

2.Rencana tindakan yang terintegrasi meliputi komponen tujuan, metode dan penilaian untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan (Briggs).

3 Proses untuk merinci kondisi untuk belajar, dengan tujuan makro untuk menciptakan strategi dan produk, dan tujuan mikro untuk menghasilkan program pelajaran atau modul atau suatu prosedur yang terdiri dari langkah-langkah, dimana langkah-langkah tersebut di dalamnya terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar (Seels & Richey AECT 1994).

4.Suatu proses desain dan sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen (Morisson, Ross&Kemp 2007).


Lalu aku coba menyimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah rancangan dari proses belajar atau cara belajar.
Setelah berpikir keras, membaca beberapa blog dengan tema terkait dan merenung juga tentunya, akhirnya aku membuat sendiri desain pembelajaran untuk diri sendiri.

Berikut desain pembelajaran yang aku buat untuk diri sendiri




























Alhamdulillah akhirnya selesai juga NHW #5 ku. NHW yang menurut aku paling menantang sekaliii dibanding NHW - NHW sebelumnya. 


Semoga dengan desain pembelajaran ini semakin mempermudah aku untuk mencapai misi hidupku "Menjadi Ibu Profesional yang dapat memberi manfaat serta perngaruh baik untuk orang-orang sekitar"


Aamiin Allahumma Aamiin.....

Saturday 23 February 2019

NHW #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Tidak terasa sudah memasuki minggu keempat di kelas Matrikulasi.
Dan materi yang didapat pun semakin kesini semakin "sesuatu" banget hehe. Lewat materi-materi inilah aku merasa hidupku sekarang jauh lebih terarah, dan lebih tertata dari sebelumnya in syaa Allah :)

Setelah mengerjakan NHW #3, aku mulai memahami surat-surat cinta dari Allah untukku yang selama ini Dia selipkan lewat segala hal yang ada di sekelilingku lengkap dengan segala kondisinya. 
Alhamdulillah aku mulai peka akan pesan-pesan yang tersirat dalam segala hal yang telah terjadi dalam hidupku. 
Mengapa Allah menghadirkan aku di dunia ini, mempertemukan aku dengan lelaki yang sekarang menjadi suamiku serta memberi kami amanah berupa seorang anak perempuan yang Ma syaa Allah sempurna menurut kami. Semua pasti ada maksudnya, gak mungkin kan Allah cuma iseng mempertemukan aku dengan lelaki yang sekarang menjadi suamiku. Pasti Allah punya maksud dan tujuan baik mempertemukan kami berdua.
Begitu pula dengan segala hal yang terjadi di hidupku, semua pasti ada maksud dan tujuannya.

Lalu, di NHW #4 ini aku merasa semakin diarahkan untuk menyelami lebih dalam diriku sendiri, dan menemukan serta menentukan apa saja langkah terbaik yang harus aku ambil untuk mengembangkan diri sendiri.
Pada NHW kali ini, aku diajak untuk melihat kembali serta mereview NHW ke-1 sampai dengan NHW ke-3, lalu memadukannya dengan kesadaran bahwa mendidik anak haruslah sesuai dengan fitrah anak yang sudah diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala sejak mereka dilahirkan ke dunia.






Mengubah Jurusan Ilmu yang dipilih di Universitas Kehidupan


Di NHW #1 aku memilih jurusan Ilmu Sabar & Ikhlas sebagai jurusan yang ingin aku tekuni di Universitas Kehidupan ini. Namun, setelah melewati beberapa minggu di kelas Matrikulasi, dan setelah aku renungi juga tentunya. Aku merasa yakin untuk mengubah jurusan ilmu tersebut ke jurusan 
Ilmu Pengembangan Diri.

Karena setelah aku renungi, Ilmu Pengembangan Diri mencakup juga ilmu sabar & ikhlas didalamnya serta ilmu-ilmu bermanfaat lainnya yang dapat meningkatkan kualitas diri aku sebagai seorang wanita, istri, ibu juga hamba Allah.



Konsisten Melangkah Untuk Memantaskan Diri



Di NHW #2 aku sudah membuat checklist indikator profesionalisme perempuan yang diharapkan dapat menjadi sarana pendukung dalam memantaskan diri demi pertumbuhan karakter yang lebih baik.

Lalu, apakah sudah konsisten menjalani checklist tersebut? Sayangnya belum huhuhu masih ada beberapa point dalam checklist tersebut yang masih belum rutin aku kerjakan :(
Tapi aku sudah bertekad untuk terus memaksakan diri mengerjakan tiap poin yang ada di checklist tersebut.



Menetapkan Misi Hidup, Bidang dan Peran

Sesuai dengan yang pernah aku tulis di NHW #3, in syaa Allah aku mulai memahami maksud Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan aku di dunia ini yaitu untuk menjalankan misi hidup, bidang serta peran tertentu.



Misi Hidup: Menjadi Ibu Profesional yang dapat memberi manfaat serta pengaruh baik untuk orang-orang sekitar, terutama keluarga



Bidang : Pengembangan Diri



Peran : Learner dan Educator




Menyusun Ilmu untuk Menjalankan Misi Hidup

Untuk bisa menjalankan misi hidup tentu saja aku butuh ilmu. Aku perlu tahu ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk dapat menjalankan misi hidup ku.



Ilmu-ilmu yang aku butuhkan, diantaranya:

1. Ilmu Tazkiyatun Nafs
2. Ilmu Manajemen Emosi (didalamnya termasuk ilmu sabar & ikhlas)
3. Ilmu Manajemen Waktu
4. Ilmu Mendidik Anak Berbasis Fitrah
5. Ilmu Teknik Lancar Berkomunikasi
6. Ilmu Bunda Sayang
7. Ilmu Bunda Cekatan
8. Ilmu Bunda Produktif
9. Ilmu Bunda Shaliha
10. Ilmu Muamalah 



Menetapkan Milestone Sebagai Panduan Perjalanan Memenuhi Misi Hidup

Sebelum menetapkan milestone, aku terlebih dulu menentukan batas milestone ini semoga dapat tercapai saat usia ku 35 tahun. Saat ini usiaku hampir 29 tahun, berarti aku punya sisa waktu selama 6 tahun.

Dalam kurun waktu 6 tahun tersebut, aku harus mampu memastikan bahwa 10.000 jam terbang itu dapat terpenuhi. 6 tahun berarti aku punya 2.190 hari yang dimana jika 10.000 jam terbang itu dibagi dengan 2.190 hari maka aku hanya butuh waktu sekitar 4.5 jam per harinya.


Namun mengingat peran aku sebagai ibu, suatu peran yang tidak main-main. Maka aku menetapkan 7 jam sehari sebagai porsi waktu aku untuk belajar serta praktek sehari-hari. Dengan begitu, in syaa Allah aku bisa menguasai semua ilmu ini dalam kurun waktu 4 tahun atau maksimal 5 tahun.

Semua milestone ini in syaa Allah akan dimulai per bulan Maret nanti. Bismillah...


Berikut milestone yang aku tetapkan:



KM 0 - KM 1 (tahun I) Memahami serta mempraktekkan Tazkiyatun Nafs, Manajemen Emosi & Manajemen Waktu



KM 1 - KM 2 (tahun II) Memahami serta mempraktekkan Mendidik Anak Berbasis Fitrah & Teknik Lancar Berkomunikasi



KM 2 - KM 3 (tahun III) Menguasai serta mempraktekkan ilmu seputar Bunda Sayang & Bunda Cekatan



KM 3 - KM 4 (tahun IV) Menguasai serta mempraktekkan ilmu seputar Bunda Produktif & Ilmu Muamalah



KM 4 - KM 5 (tahun V) Menguasai serta mempraktekkan ilmu seputar Bunda Shaliha




Untuk dapat menjalankan milestone ini dan mencapai misi hidup yang telah dibuat, maka aku perlu mengoreksi kembali checklist indikator profesionalisme perempuan yang pernah dibuat ketika NHW #2 sebelumnya. Dan aku perlu mendiskusikan kembali bersama suami untuk memastikan hal ini juga senada dengan misi suami.



Terakhir, untuk memastikan semua terlaksana dengan baik, aku hanya perlu untuk Lakukan, Lakukan, Lakukan, Lakukan !!!




Bismillah....



Saturday 16 February 2019

NHW #3 Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah

"Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya” 
Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.


Tulisan diatas merupakan sedikit potongan dari materi ketiga di kelas Matrikulasi, gimana rasanya pas baca itu?
Kalo aku sih terasa seperti dibangunkan dari tidur panjang, langsung kaya yang "ya Allah ternyata selama ini tuh aku sedang menjalankan misi penting dariMu Ya Allah tapi akunya kok ya santai-santai aja huhuhu"
Setelah mendapat materi ketiga ini, aku semakin tersadarkan bahwa menjadi orangtua itu bukan sekedar kodrat, harus totalitas, & fokus.
Dan sekaligus aku merasa mendapat tamparan, bahwa selama ini aku masih jauh sekali dari kata seorang istri yang baik. 
Dimana saat sesi diskusi materi ketiga ini tuh kondisinya aku sedang ngambek sama suami sehabis konflik kecil.
Ah pokoknya materi ketiga ini bener-bener ngenaa banget & nampar aku bangeet lah. 
Bersyukur sekali Allah izinkan aku mengikuti kelas di IIP ini.

Dan untuk NHW kali ini tuh bener-bener sesuatu bangeet. 
Yang pertama, Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Nah lho bikin surat cinta, seumur-umur aku tuh belum pernah yang namanya buat surat cinta, seringnya mah dulu dapet surat cinta hihihi
Dan surat cinta tuh bukan aku bangeet lah pokoknya, aku itu bukan tipikal cewek romantis dan gak suka diromantisin yang lebay-lebay kaya drama korea gitu. Sedangkan ini tugasnya harus buat surat cinta duh rasanya bingung mau nulis apa hahaha.
Bismillah aku pun mulai coba ketik di notes HP, terus kirimin ke suami via whatsapp (padahal lagi sebelahan hihi)
Sengaja aku kirim via whatsapp karena ya simple aja, gak ada waktu juga untuk nulis di kertas terus di hias-hias ala ala anak abegeh hihi, ditambah aku juga mau liat langsung ekspresi dia pas baca surat cintaku ihiy :p

Dan responnya, langsung dong dipeluk terus dikecup keningnya dan sebelum tidur ada notif whatsapp pas aku liat eh taunya ada chat dari suamiku yang isinya balasan surat cinta hihihi 
Untuk isi surat cintanya emang sengaja gak aku post, malu ah cukup fasil dan wali kelas aja yang boleh baca ihihihi

Yang kedua, Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Alhamdulillah Allah telah mempercayai aku dan suami untuk amanah berupa seorang anak perempuan berusia 19 bulan yang kami beri nama Shafiyah.
Di usianya yang baru 19 bulan ini, alhamdulillah Shafiyah sangatlah aktif & energik sekali. 
Alhamdulillah diapun sudah bisa diajak berkomunikasi dua arah, sudah bisa mengucapkan kalimat yang terdiri dari 3 kata, dia juga sudah bisa menceritakan aktivitas yang telah dilaluinya walaupun kata-katanya masih terbatas dan beberapa ada yang kurang jelas.
Dia juga sudah mengetahui nama-nama anggota tubuh (seperti kepala, telinga, dahi, mata, hidung, pipi, tangan, kaki, dada, pusar & perut), sudah bisa berhitung dari angka 3 sampai 10 (aku tidak pernah mengajarkannya, tapi tiap naik anak tangga aku suka menghitung anak tangga yang kami naiki), bisa menyanyikan lagu burung kakaktua dengan irama versi dia, dan sekarang-sekarang ini dia sedang suka bermain huruf hijaiyyah, alhamdulillah dia sudah mengenal mana huruf alif dan ba.
Dan diumur dia yang baru 19 bulan ini alhamdulillah dia sudah terbiasa keluar rumah menggunakan jilbab, jika mau keluar rumah pasti dia akan meminta jilbabnya ke aku. "ake jibab" ucapnya. Ma syaa Allah tabarakallah

Dari semua yang Shafiyah ketahui & ingat, kebanyakan sesuatu dari yang sering dia dengar, karena memang dia belum bisa membaca, walau aku merasa tidak sering mengulang, tapi Shafiyah cepat ingat & paham. 
Karena memang kan usia Shafiyah ini usia yang dimana otaknya sedang berkembang pesat, layaknya spons yang bisa dengan mudahnya menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya. 
Jika aku amati sepertinya Shafiyah ini tipe anak auditory & kinestetik. Karena dia sangat cepat meniru / menyontoh apa saja yang dia dengar & dia lihat.

Selama ini, aku dan suami selalu berusaha membuat setiap moment bersama Shafiyah itu menjadi menyenangkan, kami juga tidak pernah memaksakan Shafiyah. Misal di suatu saat Shafiyah lebih memilih main mobil-mobilan dibanding dibacakan buku, ya kami ikuti. 
Oiya 1 potensi yang terlihat banget dari Shafiyah, dia punya jiwa pemimpin, dia ini tipikal anak yang sukanya ngatur, Kalo saat itu dia maunya A, aku alihin ke B atau C dia akan tetep keukeh maunya ya A dulu, sulit dibantah lah anakku ini hahaha. Sampai pernah dia main bareng sama kakak sepupunya yang umurnya diatas dia, tetep dong dia yang atur mainnya kaya gimana hihi.

Semoga Ummi dan Abi bisa terus membersamai Shafiyah dengan penuh kasih sayang ya Nak, bisa terus mengarahkan kamu ke jalan Allah, dan mendidik kamu sesuai dengan fitrah kamu Nak. aamiin

Yang Ketiga, Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Alhamdulillah semenjak menikah, orang-orang disekitarku bilang kalau aku sangat berbeda sekarang, sudah jauh lebih dewasa dalam bersikap, jauh lebih penyabar, dan dari segi penampilan pun alhamdulillah lebih menutup aurat dibanding sebelum menikah dulu. 
Menikah menjadi salah satu tahapan dimana aku banyak belajar hal. 
Untuk potensi diriku, menurut ku inilah beberapa potensi yang aku miliki :
- Suka belajar segala hal
- Suka memasak tapi belum pinter masak, masak nasgor aja suka anyep rasanya hahaha
- Teliti, alhamdulillah selama ini aku jauh dari kata ceroboh karena aku terbiasa untuk mengecek ulang segala yang aku lakukan.
- Aku ngerasa punya potensi di bidang fashion, pengen banget belajar jahit supaya bisa bikin baju sendiri dengan model yang aku banget tapi belum kesampaian untuk kursus menjahit (ini bisa dibilang potensi juga gak ya? hihi)

Yang keempatLihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Setelah menikah sampai saat ini aku dan suami masih tinggal bersama orangtua kami, kami belum mampu untuk memiliki tempat tinggal sendiri (doakan kami semoga Allah mampukan & mudahkan kami untuk mempunyai tempat tinggal sendiri).
Selama ini kami tinggal berpindah-pindah, sebulan dirumah orangtua aku, sebulan dirumah orangtua suami. Jika ditanya apa gak capek tinggal pindah-pindah begitu ditambah anak kami sudah toddler sekarang. Tentu saja aku capek, dan seringkali aku merasa tidak sanggup dengan kondisi seperti ini. Apalagi ketika dirumah mertua yang dimana disana juga tinggal kakak iparku & keluarganya. Banyak sekali hal yang tidak cocok bagiku selama disana. Bentrokan soal pola pengasuhan anak, sampai pengaruh perilaku anak-anak kakak iparku terhadap anakku, dan masih banyak lainnya yang membuat aku merasa sungguh tak sanggup.
Tapi setelah aku renungi, Allah Maha Tau yang terbaik untukku, pasti Allah punya maksud yang baik untukku dengan menghadapkan situasi seperti ini. Mungkin Allah mau aku banyak belajar pola pengasuhan, agar bisa aku filter sendiri mana yang baik untuk aku aplikasikan ke anakku, dan maksud-maksud baik lainnya yang mungkin belum sepenuhnya aku pahami.

Setelah menjawab beberapa pertanyaan diatas, aku mulai memahami mengapa Allah menghadirkan keluarga kami, Allah telah memberikan misi spesifik untuk kami yang in syaa Allah mulai bisa aku pahami. 
Semoga aku dan suami akan terus saling menguatkan pondasi keluarga kami ini, dan semoga Allah selalu mudahkan langkah kami. Aamiin allahumma aamiin